Ragamhias asli nusantara memiliki terdapa dua bentuk utama. Bentuk pertama adalah stilisasi yang berasal dari bentuk geometri, alam, flora, fauna, dan semua makhluk hidup termasuk manusia. Selanjutnya bentuk ragam hias adaptasi yang dapat berasal dari pengaruh budaya luar deperti India, Tiongkok, dan Persia. Mulaidari Pasar Beringhajo, Malioboro, Toko Mirota Batik, Kampung Batik Ngasem, hingga Toko Batik Winotosastro. 4. Cirebon Cirebon juga terkenal sebagai kota penghasil batik di Indonesia. Batik Cirebon umumnya terbagi menjadi dua versi, yaitu versi batik keraton dan batik pesisir atau disebut pula Trusmi. Motifini berasal dari Kabupaten Magetan serta gambar dasarnya adalah bambu. Seperti motif-motif batik pada umumnya, batik motif Sidomukti Magetan biasa dipakai pada upacara adat ataupun acara-acara resmi lainnya. Makna serta filosofi dari batik ini adalah mendapat ketenangan lahir dan batin. Ketiga ada motif Kraton. Vay Tiền Nhanh. Motif Batik Solo – Sobat Grameds mungkin sudah sering mendengar tentang kain Lurik dari Solo. Apalagi ternyata batik Solo juga merupakan salah satu kain yang terkenal di kota ini. Sama seperti batik Yogyakarta, batik Solo juga dikenal sebagai batik keraton. Meski namanya sama, batik ini sangat berbeda dengan batik Yogyakarta lho. Motif batik solo seringkali memiliki ciri khas pola tradisional pada batik cap dan tulisnya. Selain itu, polanya sebagian besar berwarna coklat, yang juga sedikit kuning dan dikenal dengan ukuran pola geometrisnya yang kecil. Motif batik ini menjadi salah satu bahasan yang menarik karena menjadi simbol batik Indonesia yang sangat berpengaruh dan menarik banyak perhatian dunia. Batik di daerah Solo dibuat secara turun-temurun sehingga menghasilkan banyak motif, mulai dari ratusan hingga ribuan. Sudah banyak cerita sejarah terkait asal muasal batik ini yang sangat memukau dunia di Indonesia ini. Biasanya batik Solo seringkali memiliki corak dan motif yang berbeda-beda yang digunakan dalam acara pernikahan. Perbedaan motif yang baru terjadi belakangan ini karena motif bukan lebih dari sekedar gambar saja. Namun maknanya lebih dari yang bisa didapat dari nenek moyang yang semula menganut animisme, dinamis atau kepercayaan Budha-Hindu. Pada zaman dahulu kain batik ini banyak digunakan oleh para wanita di Pulau Jawa sebagai sumber penghasilan. Bahkan kegiatan membatik di kawasan sekitar Keraton Surakarta pun tergolong karya eksklusif. Apakah Sobat Grameds sudah penasaran, tentang apa sajakah motif-motif batik solo? Yuk Grameds langsung saja simak penjelasannya pada artikel berikut ini! Sejarah Batik SoloCiri-Ciri Motif Batik SoloRagam Motif Batik Solo1. Batik Motif Sidomukti2. Batik Motif Truntum3. Batik Motif Sawat4. Batik Solo Motif ParangParang RusakParang KlitikParang BarongParang SlobogParang Kusumo5. Batik Solo Motif Kawung6. Batik Solo Motif Satrio Manah7. Batik Solo Motif Semen Rante8. Batik Solo Motif Slobog9. Batik Solo Motif BondetBatik Solo Sido AsihBatik Solo Ratu-RatihBatik Solo ParangkusumoBatik Solo Bokor KencanaBatik Solo Sekar Jagad10. Batik Solo Motif Semen Gendong11. Batik Solo Motif Pamiluto12. Batik Solo Motif Ceplok KasatriyanPenutup Sejarah Batik Solo Seperti yang kita ketahui bersama, batik ini merupakan salah satu ciri budaya dari peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah yang diturunkan, batik mulai berkembang saat kerajaan Majapahit berkuasa. Batik di daerah Solo yang biasa dikenal dengan batik laweyang sudah mulai berkembang sebelum abad ke-15 Masehi. Saat itu mulai berkembang pada masa pemerintahan Raja Hadiwijaya Joko Tingkir di Keraton Pajang. Setelah itu, orang pertama yang menggunakan batik di Desa Laweyan adalah Ki Ageng Henis. Ia adalah putra Ki Ageng Selo yang masih keturunan Brawijaya V yang tinggal di Desa Laweyang sejak tahun 1546 Masehi. Ia juga biasa disebut sebagai Ki Ageng Laweyan, sebagai Manggala Pinatuwaning Nagari ketika Jaka Tingkir masih menjadi Adipati Pajang. Ki Ageng Henis merupakan kakek dari Danang Sutawijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Mataram. Pasar Laweyan dulu dikenal sebagai pasar Lawe bahan baku tanam yang ramai dikunjungi pembeli. Bahan baku pasar ini adalah kapas yang pada saat itu banyak diproduksi di desa Pedan, Juwaring dan Gawok yang merupakan bagian dari kerajaan Pajang. Ciri-Ciri Motif Batik Solo Untuk memudahkan Anda mengetahui apakah sebuah batik termasuk jenis motif batik Solo, sebenarnya ada beberapa ciri yang sangat umum. Apa ciri-ciri batik ini? Berikut ciri-ciri atau ciri khas batik Solo diantaranya Batik Solo dikenal luas dengan corak dan pola tradisional dalam pengerjaannya, yaitu batik cap dan batik tulis. Bahan dasar yang digunakan dalam proses pewarnaan masih menggunakan bahan-bahan dalam negeri. Batik ini memiliki kecenderungan warna coklat soga lebih kekuning-kuningan Batik ini dikenal luas karena ukuran polanya yang kecil. Memiliki fitur geometris. Solo sebagai salah satu seniman batik terbesar memang memiliki banyak desain yang berkembang dan digandrungi banyak kalangan. Sebenarnya ada 12 jenis motif batik ini, namun yang paling terkenal di kalangan masyarakat ada 7 motif, antara lain 1. Batik Motif Sidomukti Sumber Motif batik sidomukti sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang disebut “sido” yang dalam bahasa Indonesia berarti jadi dan “mukti” berarti kemakmuran, berkecupan, kesejahteraan dan mulia. Motif batik ini sering digunakan oleh pengantin Jawa, khususnya daerah Solo, saat melakukan ritual adat Jawa. Memiliki makna filosofis berupa memulai hidup baru, Anda akan mendapatkan banyak rezeki, berkah dan kebahagiaan selamanya. Selain itu, motif ini juga mengungkapkan harapan akan kehidupan masa depan yang lebih baik, sejahtera, hidup mulia dan selalu mengingat Tuhan. 2. Batik Motif Truntum Sumber Motif truntum sering diartikan oleh masyarakat Solo sebagai pedoman. Awalnya wanita Jawa khususnya daerah Solo yang menjadi orang tua biasa memakai batik motif truntum. i berarti pedoman atau teladan bagi anak-anaknya di masa depan untuk berkembang menjadi orang yang baik. Namun khusus dalam pernikahan adat Jawa di Solo, orang tua mempelai wanita sering menggunakan desain ini. Batik solo bercorak truntum yang awalnya diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, khusus permaisuri Pangeran Paku Buwono III, dimaknai sebagai menumbuhkan cinta kembali. 3. Batik Motif Sawat Sumber Batik Solo dengan motif sawat merupakan bentuk yang terinspirasi dari sawat atau sayap. Pada zaman dahulu, banyak motif batik Solo yang dianggap keramat dan hanya digunakan oleh raja dan keluarganya. Makna yang terkandung dalam motif ini sering dikaitkan dengan burung garuda, kendaraan Dewa Wisnu dengan lambang raja atau kekuasaan. Sampai saat ini, batik Solo dengan motif sawat masih sering digunakan oleh para pasangan saat menggelar upacara pernikahan adat Jawa. Dilihat dari filosofinya, dapat dikatakan bahwa banyak orang percaya bahwa itu dapat menyelamatkan kehidupan si pengguna. 4. Batik Solo Motif Parang Sumber Motif parang ini merupakan salah satu pola batik tertua yang pernah ada di Indonesia. Nama golok sendiri berasal dari kata “pereng” yang biasa diartikan sebagai lereng. Sedangkan kata perengan digambarkan dengan garis menurun dari tertinggi ke terendah dengan garis diagonal. Serangkaian pola seperti huruf S terjalin, tanpa interupsi dan melambangkan kesinambungan atau koneksi. Padahal, desain seperti huruf S di sini terinspirasi dari ombak laut yang melambangkan semangat yang tak pernah mati. Motif parang ini sudah ada sejak berdirinya kerajaan Mataram Kartasura, merupakan bentuk perlambang spiritual, sekokoh batu karang, meski dihantam ombak tetap kuat. Motif ini juga mengandung makna kesinambungan yang tiada henti dengan makna perbaikan diri dan perjuangan. Untuk batik Solo motif parang ini memiliki banyak jenis yang berbeda-beda, ada sekitar 5 jenis, antara lain Parang Rusak Motif parang merupakan kain batik yang dibuat oleh Panembahan Senopati saat bertapa di pantai selatan. Bentuk pola ini terinspirasi dari ombak yang tak pernah lelah menerjang bebatuan pantai. Desain Batik Parang Rusak Solo ini juga melambangkan batin manusia yang memerangi kejahatan dengan cara mengendalikannya. Sehingga akan lebih bijak, dan mempunyai akhlak yang mulia yang akan menang. Parang Klitik Batik bermotif parang ini memiliki ukuran statis halus yang cenderung lebih kecil dan menggambarkan cerita feminim. Namun pada dasarnya motif ini menunjukkan kemanisan, kecanggihan dan kebijaksanaan yang sering dijumpai pada putri raja. Parang Barong Motif parang barong merupakan batik solo berukuran lebih besar dari parang patah dan diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Motif batik Solo parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang tiada henti, kearifan dalam gerak dan kehati-hatian dalam bertindak. Parang Slobog Motif parang slobog sendiri menggambarkan sikap ulet, teliti, dan sabar yang biasa digunakan saat pelantikan. Batik Solo bercorak parang slobog memiliki makna berupa harapan agar pemimpin yang ditunjuk dapat menyelesaikan tugasnya dengan penuh keyakinan dengan kearifan dalam dirinya. Parang Kusumo Motif batik Parang Kusumo Solo memiliki pola diagonal berupa garis-garis yang berkelok-kelok dari atas ke bawah. Biasanya batik Solo dengan motif Parang Kusumo sering digambarkan sebagai bunga yang sedang mekar dan sering dikenakan oleh kedua mempelai saat bertukar cincin. 5. Batik Solo Motif Kawung Sumber Batik Pola Kawung memiliki pola melingkar menyerupai buah kawung, sejenis kolang-kaling atau buah kelapa. Banyak orang juga menjelaskan bahwa itu adalah bunga teratai dengan 4 kelopak retak. Banyak orang Jawa mengartikan teratai sebagai kesucian atau umur panjang. Sebelumnya, contoh batik Solo dalam bentuk kawung hanya digunakan oleh kalangan kerajaan saja. Penggunaan motif kawung dapat mencerminkan kepribadian seorang pemimpin yang dapat menjaga hatinya dan mengendalikan hawa nafsunya. 6. Batik Solo Motif Satrio Manah Sumber Motif satrio manah sering dikenakan oleh wali mempelai pria saat melakukan prosesi tunggal atau lamaran mempelai wanita. Konotasi filosofis yang terkandung dalam motif satrio manah adalah lamaran diterima oleh calon mempelai dan keluarga besarnya. Tak hanya itu, motif ini akan digunakan oleh mempelai pria saat melakukan prosesi mempelai wanita. Karena tidak jauh berbeda dengan nama motifnya sendiri, maka dapat diartikan sebagai seorang kesatria yang membidikkan busurnya kepada pasangannya, sedangkan calon mempelai wanita akan menggunakan motif batik semen rante. 7. Batik Solo Motif Semen Rante Sumber Motif batik solo atau semen rante ini melambangkan cinta yang biasa digunakan oleh wanita saat prosesi lamaran. Artinya sejak dilamar, hati wanita berbatik itu selalu melekat pada pria yang akan menikahinya. Jika dilihat secara keseluruhan, sampel semen rante menunjukkan asosiasi yang kuat. Hiasan pola semen rante terdiri dari tiga bagian, antara lain. Ornamen yang berhubungan dengan bumi, seperti tanaman atau tetrapoda. Ornamen yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung, dan mega mendung. Ornamen yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan, dan katak. Motif semen rante sering dikaitkan dengan konsep triloka atau tribuwana, yaitu ajaran tentang adanya tiga dunia, tiga alam tersebut meliputi, alam astral yang ditempati manusia, alam atas tempat tinggal para dewa, dan alam bawah ditempati oleh mereka yang menjalani cara hidup yang tidak benar dan penuh kebencian. 8. Batik Solo Motif Slobog Sumber Motif batik Solo slobog merupakan salah satu jenis motif yang dimiliki oleh daerah Solo. Pola ini sering diartikan oleh masyarakat sebagai lobok atau longgar dalam bahasa Indonesia. Motif batik slobog sering digunakan saat melakukan takziah atau berkabung atas kematian orang. Konotasi filosofisnya mengandung tujuan agar orang mati tidak mengalami kesulitan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip agama, bahwa setelah mengalami kematian seseorang memasuki kehidupan lain di mana ia dimintai pertanggungjawaban atas segala yang telah dilakukannya. 9. Batik Solo Motif Bondet Sumber Batik solo dengan motif bondet muncul karena rumitnya pola yang dituangkan ke dalam satu rumpun. Biasanya desain ini banyak digunakan oleh mempelai wanita pada malam pertama. Namun, saat ini banyak digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Berikut adalah pola bondet untuk beberapa motif batik Solo Batik Solo Sido Asih Batik solo sido asih, motif geometris dengan bentuk persegi panjang ini memiliki nuansa yang luhur. Saat mengenakan kain batik sido asih, seseorang mengharapkan kebahagiaan dalam hidup. Motif batik solo sido asih ini dikembangkan setelah pelaksanaan SISKS PB IV di Keraton Surakarta. Batik Solo Ratu-Ratih Nama motif batik Ratu-Ratih sebenarnya diambil dari kata “Ratu-Patih” yang berarti seorang raja dalam pemerintahan didampingi dewa atau perdana menteri yang terlalu muda menurut sudut pandang waktu tersebut. Motif batik Solo Ratu-Ratih ini menampilkan citra kejayaan dan sinergi antara pengguna kain batik dengan lingkungan alam. Kain batik tulis ini mulai diciptakan dan dikembangkan pada masa pemerintahan Raja SISKS PB VI pada tahun 1824. Batik Solo Parangkusumo Sumber Batik solo Parangkusumo, Parang adalah pola diagonal berbentuk senjata runcing, berupa garis bergelombang dari atas ke bawah kain batik, sedangkan Kusumo berarti bunga. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa parang kusumo berarti seorang ksatria yang memiliki kekuasaan dan mencintai rakyatnya, sehingga pembuatan kain parangkusumo solo batik ini hanya untuk orang-orang dari garis keturunan darah biru atau dari garis keturunan kerajaan atau biasa ditunjuk oleh rakyat yang biasa disebut orang keraton. Pola batik solo parangkusumo ini mulai diciptakan dan dikembangkan oleh para pembatik pada masa Panembahan Senopati saat menjadi raja kerajaan Mataram kuno sekitar abad ke-16. Batik Solo Bokor Kencana Batik solo Bokor Kencana merupakan batik geometris dengan motif dasar lung-lungan yang melambangkan harapan, keagungan dan kewibawaan. Model ini pertama kali dibuat untuk dipakai oleh PB XI. Batik Solo Sekar Jagad Sekar berarti bunga dan alam semesta adalah dunia. Perpaduan kata tersebut tercermin dalam nama desain ini sebagai “koleksi bunga dunia”. Pola sekar jagad adalah pengulangan geometris yang cara ceplok berdampingan, menceritakan keindahan dan keluhuran hidup di dunia. Pola batik sekar jagad mulai berkembang pada abad ke-18. 10. Batik Solo Motif Semen Gendong Sumber Batik Solo memiliki corak semen gendong yang sering digunakan oleh kedua mempelai saat melakukan prosesi penganten. Hal ini dilakukan sebagai bentuk harapan agar mereka segera memiliki anak yang penurut, berbakti kepada orang tua, dan juga bertakwa. 11. Batik Solo Motif Pamiluto Sumber Motif batik Solo ini sering digunakan oleh ibu dari kedua mempelai saat bertukar cincin. Makna yang terkandung dalam motif batik ini adalah bahwa hubungan suami istri hanya dapat dipisahkan dari takdir penciptanya, seperti “mimi lan mintuno”. 12. Batik Solo Motif Ceplok Kasatriyan Sumber Motif batik akhir ini sering digunakan untuk menyaksikan prosesi kirab pernikahan, sebelum kedua mempelai duduk di kursi pengantin. Mari kita budidayakan dan lestarikan batik, khususnya batik solo klasik yang mengusung filosofi yang luhur. Salah satu caranya adalah dengan membuat pola baju batik solo dengan menggunakan pola batik klasik ini agar lebih dikenal dan digunakan dengan benar sesuai dengan filosofi yang terkandung didalamnya. Saat ini generasi muda yang lahir pada tahun 1987 atau setelahnya sudah mulai jenuh dengan penggunaan bahasa Jawa Kromo Alus serta adat dan tata krama Jawa, terutama dengan motif batik solo klasik ini. Mungkin dengan menggunakan cara yang berbeda, batik akan lebih mudah diterima oleh generasi selanjutnya. Penutup Demikian ulasan mengenai 12 ragam motif batik Solo beserta maknanya. Buat Grameds yang ingin lebih tahu tentang informasi batik solo lainnya kamu bisa mengunjungi untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Ziaggi Fadhil Zahran BACA JUGA Yuk, Kenali Macam Motif Batik di Indonesia dan Sejarahnya! Jadwal KRL Solo-Jogja dan Tempat Wisatanya yang Harus Diketahui! 20 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Solo yang Bisa Kamu Bagikan untuk Kerabat Dekat 16 Tempat Wisata di Solo yang Wajib Kalian Kunjungi! Jangan Sampai Salah Pilih Motif Saat Memperingati Hari Batik Nasional! Melihat Kerajinan Indonesia yang Telah Dikenal Mancanegara ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien - Sejarah batik solo dapat ditarik ke belakang hingga era Raja Paku Buwono III. Motif khas batik solo muncul pertama kali pada masa Raja Kasunanan Surakarta itu memerintah pada di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta, batik solo kemudian dikembangkan para perajin dari luar istana. Pada abad 19, kerajinan batik telah dikenal luas oleh masyarakat Jawa Tengah. Sejarah batik di Indonesia sebenarnya masih terus diteliti. UNESCO memang sudah mengakui dan menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia sejak 2 Oktober 2009. Hanya saja, asal-usul batik hingga kini diketahui secara pasti. Sejarah Asal-usul Batik Menurut para Ahli Jauh sebelum Kasunanan Surakarta berdiri, batik sudah dikenal oleh masyarakat di Jawa. Busana dari kain berlukiskan motif tertentu ditengarai sudah dikenal semasa Kerajaan Kediri 1042-1222. Sebagian peneliti sejarah bahkan menduga batik adalah produk budaya asli masyarakat nusantara, meski ada pula yang menyebut ia bagian dari pengaruh kultur Rusman dkk. dalam Sejarah Kebudayaan Indonesia 8 Sistem Pengetahuan 2007, mengutip pendapat dari arkeolog Belanda Brandes yang menduga seni batik sudah dikuasai nenek moyang bangsa Indonesia sebelum kebudayaan India menyebar di nusantara. Hasil penelitian terbaru lainnya memperkirakan seni batik, atau melukis kain busana dengan motif tertentu, telah ada di Jawa pada Abad 12 M. Menurut Adi Kusrianto melalui makalah "Menelusuri Asal-usul Batik" yang tersaji di Seminar Nasional IKJ 2022 [PDF], salah satu buktinya terlihat dari Arca Ganesha di Candi Panataran yang mamakai kain motif warongrong, serupa simbol juga Mengenal Batik Betawi, Motif dan Ciri Khasnya Batik Warisan Budaya Takbenda yang Kerap Dijadikan Politik Budaya Candi Panataran diduga berdiri pada awal Abad 12 sekitar 1197 M. Namun, tulis Kusrianto, motif busana Ganesha di Panataran identik dengan pahatan relief Candi Prambanan yang dibangun pada pertengahan Abad 9 istilah 'batik' dan akar bahasanya sampai sekarang juga masih menjadi perdebatan. Dalam buku Batik Warisan Adiluhung Nusantara 2011 karya Asti Musman dan Ambar B. Arini, terdapat penjelasan bahwa istilah 'batik' berasal dari 2 kata dari bahasa Jawa, yakni 'mbat' dan 'tik'.Di bahasa Jawa, 'mbat' dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan 'tik' berasal dari kata titik. Jadi membatik bermakna melempar titik-titik berkali-kali di kain untuk membentuk motif tertentu. Rumusan etimologi tadi dinilai kurang tepat oleh Adi Kusrianto melalui bukunya, Menelusuri Asal-usul Batik Benang Merah antara Sejarah, Dongeng Panji hingga Hasil Riset Modern 2021. Dia meyakini, kata batik baru muncul pada era Sultan Agung memimpin Mataram Islam, yakni 1613-1645 pada studi peneliti asal Belanda, Gerret Pieter Rouffaer 1860-1928, Kusrianto mencatat kata 'batik' lebih dekat maknanya dengan 'serat'. Rouffaer menemukan kata 'batik' sebagai kata benda dan 'ambatik' sebagai kata kerja di naskah Babad Sangkala yang ditulis pada Kusrianto, kosakata 'ngembat" tidak dikenal dalam bahasa Jawa. Kata tersebut di bahasa Sunda bermakna "jalan lurus." Bagi masyarakat Betawi, 'ngembat' bahkan terkait dengan aktivitas mengambil atau mencuri. Maka itu, Kusrianto lebih mendukung pemaknaan 'batik' yang mengacu pada aktivitas menulis, seperti menggoreskan canting di kain."Dalam bahasa Jawa Kromo bahasa Jawa untuk strata atas, 'batik' artinya 'serat' kata benda yang berarti tulisan, dan 'ambatik' artinya 'nyerat' kata kerja yang berarti menulis," terang Adi Kusrianto 2021106.Sejarah Singkat Batik Solo Kerajinan batik ditengarai sudah dikenal masyarakat Solo dan sekitarnya sejak periode Kesultanan Pajang. Namun, pusat kerajaan ini lenyap karena gempuran Mataram Islam semasa Sultan Agung, dan wilayahnya sempat dikosongkan. Kampung Batik Laweyan yang sudah ada sejak Abad 14 kini diyakini sebagai penerus tradisi batik Pajang. Batik Solo yang dikenal sampai sekarang baru muncul setelah Perjanjian Giyanti dibuat pada tahun 1755. Perjanjian yang difasilitasi oleh VOC ini membelah Kerajaan Mataram Islam menjadi 2, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Baca juga Raja-raja Kerajaan Pajang yang Pertama Hingga Jelang Keruntuhan Mengenal Batik Mega Mendung, Motif Khas Cirebon & Arti Filosofi Muslichah Erma Widiana melalui bukunya, Monograf Manajemen Usaha Batik Nusantara 202038, menerangkan, setelah ada Perjanjian Giyanti, Raja Kasunanan Surakarta Paku Buwono III memberi perintah agar para abdi dalem membuat motif batik motif batik Gagrak Surakarta. Motif batik baru itu untuk membedakan dari corak khas Mataram Islam yang dipakai Keraton warga Surakarta kemudian berlomba-lomba membuat banyak corak batik baru. Agar tidak banyak ragam corak muncul, Paku Buwono III membakukan motif kain batik yang boleh dikenakan di istana Kasunanan Surakarta. Dari perintah itulah diduga motif khas Batik Solo muncul. Menukil catatan Muslichah Erma Widiana 202039, beberapa motif yang kala itu boleh dipakai di istana Surakarta adalah batik sawat; batik parang; batik cemukiran yang ujungnya serupa paruh burung podang, bagun tulak, minyak teleng, serta berwujud tumpal; dan batik cemukiran dengan ujung mirip lung daun tumbuhan yang menjalar di tanah. Kain batik dengan motif-motif tersebut cuma boleh dikenakan oleh para pejabat tinggi dan kerabat Kerajaan Surakarta. Masyarakat umum kawula dilarang mengenakan jenis-jenis batik batik yang dikenakan para petinggi dan kerabat Kasunanan Surakarta dibuat oleh banyak abdi dalem. Mereka tinggal di luar Keraton Surakarta. Aktivitas para abdi dalem itu lantas memicu kemunculan komunitas perajin batik di luar istana, seperti Kratonan, Kusumodiningratan, Kauman, dan Pasar Kliwon. Pamor Batik Solo semakin meluas ketika Kasunanan Surakarta mengembangkan usaha batik pada awal abad 20 hingga mencapai kejayaan pada era 1970-an. Banyak pengusaha di Solo kemudian juga sukses mengembangkan bisnis batiknya hingga sekarang. Ciri Khas Motif Batik Solo Ciri khas dari batik solo dapat disimak pada corak garisnya, batik Solo cenderung lebih tipis dan kecil. Dari segi motifnya, batik Solo cenderung menggunakan latar berwarna coklat atau warna gelap lainnya. Pemilihan warna tersebut melambangkan kerendahan diri, kesederhanaan, dan sifat membumi. Namun, di luar ciri khas umum tersebut, setiap kotif batik solo mempunyai makna dan filosofinya tersendiri. Misalnya, batik motif Sidomukti, yang dianggap menyimbolkan kesejahteraan, harapan, dan kemuliaan. Kemudian, ada juga batik motif parang yang menggambarkan semangat yang tak pernah Chairul Tanjung dalam bukunya, Pesona Solo 2013 menerangkan, dari segi motifnya, Batik Solo mengadopsi pola geometris maupun non-geometris yang berlaku dominan di Jawa. Karakter khas Batik Solo, sebagaimana diterangkan keluarga Danar Hadi, terbentuk dari pesan filosofi yang tertuang di motif-motifnya. Misalnya, pola batik Parang Canthel yang digunakan untuk para gadis saat menjalani upacara haid pertama. Polanya serupa kait karena mencerminkan pesan agar anak gadis yang sudah melewati haid pertama lekas kecanthel atau mendapatkan jodoh. Contoh yang lainnya ialah pola Semen Rante, motif batik yang dikenakan perempuan saat sedang menjalani prosesi lamaran. Pola batik Semen Rante melambangkan bahwa gadis pemakainya akan segera terikat dalam pernikahan. - Pendidikan Kontributor Mohamad Ichsanudin AdnanPenulis Mohamad Ichsanudin AdnanEditor Addi M Idhom Batik Solo Kemewahan dan Kesederhanaan Busana batik kini kian digemari karena memberi tampilan sederhana namun tidak mengesampingkan kemewahan pemakainya. Penggunaan baju batik saat ini tidak hanya pada acara-acara resmi seperti pernikahan dan lainnya, melainkan sudah digunakan untuk keperluan kerja. Indonesia sangat terkenal dengan baju batiknya dimana terdiri berbagai macam motif unik. Dari sekian banyak jenis atau aliran batik, ada satu yang banyak mencuri perhatian yakni batik Solo. Mungkin Anda sudah pernah mengenal atau melihat seperti apa motif dari batik khas Solo, akan tetapi belum terlalu mendalami seperti apa keunikannya. Berikut ini ada beberapa ulasan mengenai keunikan dari batik Surakarta yang sampai sekarang masih banyak diminati. Baju Batik Solo dibuat dari motif klasik wahyu tumurun Baju Batik Solo motif sidomukti modern Beberapa Keunikan yang Dimiliki Batik Solo Memiliki Ciri Geometris Motif dari batik Surakarta lebih dikenal memiliki ciri khas berupa pola geometris di batiknya. Beberapa contoh dari motif batik Surakarta berupa motif Sidomukti, Sidoasih, dan Sidoluruh. Anda bisa memilih ponsel atau ciri geometris pada motifnya. Memiliki Motif Berukuran Kecil Tidak hanya dari ciri geometrisnya saja, batik Solo juga mengusung ukuran motif lebih kecil dibandingkan jenis batik lainnya. Ciri khas berupa motif kecil tersebut terdapat pada jenis motif Truntum. Memiliki Kisah Sejarah Beberapa motif batik ataupun aliran batik mempunyai kisah sejarah tersendiri. Dari batik Surakarta atau Solo tersebut juga memiliki kisah sejarah yang menarik kita simak. Pada zaman dahulu kala seorang Ratu menciptakan motif batik pertama kali dengan bentuk bintang berukuran kecil. Dari motif batik sang Ratu berhasil menarik perhatian sang Raja, sehingga Raja pun melihat proses membuat motif batik tersebut dan mengembangkannya menjadi seni membatik. Batik Solo Motif Truntum yang fenomenal dalam kisah penciptaannya Motif Parang Kusumo Jadi Motif Andalan Dari sekian banyak jenis motif batik khas Solo terdapat satu andalan yang menjadi ciri khas batik Solo yakni motif Parang Kusuma. Ciri dari motif Parang Kusuma cenderung ke bentuk diagonal dan untuk melukisnya butuh ketelitian. Motif Parang Kusuma mengandung filosofis tersendiri dimana penggunanya hanya untuk garis keturunan raja saja, namun seiring perkembangan zaman dari pengguna motif Parang Kusuma bisa digunakan banyak kalangan. Motif batik solo parang kusumo Terdapat Motif Beruansa Religi Tidak hanya dari motif Parang Kusuma saja, ciri khas batik Surakarta juga memasukkan tema religi atau agama untuk menghiasi kain batik. Beberapa motif bernuansa religi seperti naga, garuda, dan sawat dimana saat ini masih menjadi simbol agama Hindu. Dari sisi warna motif religi tersebut cenderung memakai tipe warna putih namun masih mendapatkan warna lain berupa cokelat yang sampai sekarang masih mendominasi setiap motif batik. Truntum Garuda motif khas Solo bernuansa religi Warna Sogan Masih Mendominasi Tidak hanya warna putih saja, pada jenis batik Solo masih menggunakan warna sogan sebagai opsi utama. Kombinasi warna sogan terdiri dari coklat kemerahan, coklat kekuningan, dan coklat kehitaman, ada dua motif yang sering memakai warna sogan yakni motif wahyu tumurun dan sidomukti. Batik Sidomukti warna soga untuk pengantin Jawa Solo Batik Tulis Wahyu Tumurun Warna Soga Khas Solo Mengenal karakteristik dari batik Surakarta memang terdengar unik, akan tetapi sebelum Anda memilih motif batik Surakarta, ketahui dahulu ciri dan karakteristik dari setiap motifnya. Ada beragam motif khas Solo yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Mari kita simak sama-sama mengenai jenis motif batik khas Surakarta. Daftar Motif Batik Solo Motif Parang Salah satu motif dari batik Solo yang kerap digunakan bahkan dikenal sebagai motif paling tua di Indonesia adalah motif parang. Asal usul kata parang sendiri dari kata Pereng yang artinya lereng. Jadi dari motif Parang menggambarkan garis menurun dari posisi tinggi ke rendah secara diagonal. Anda akan sangat mudah menentukan motif parang yang cenderung melambangkan susunan motif S tidak terputus. Tedapat makna dari motif parang yakni sebuah nasihat kepada seseorang untuk tidak menyerah, memiliki tekad keras seperti batu karang dan memperlihatkan semangat yang tak pernah padam. Parang klithik warna soga khas batik solo Kemeja batik solo motif parang barong Batik koko solo motif parang Motif Sawat Berikutnya ada satu motif menarik bernama Sawat. Arti kata Sawat adalah sayap atau bisa juga berarti nafsu. Banyak orang menganggap motif sawat dalam batik Solo sesuatu yang sacral dan hanya diperbolehkan untuk kalangan raja beserta keluarganya. Ciri dari motif Sawat sangat mudah yakni bentuk motif seperti sayap dengan susunan berpola sama bahkan bisa digambarkan seperti kendaraan Dewa Wisno berupa garuda. Makna dari motif Sawat adalah seseorang yang memiliki kekuasaan layaknya seorang raja. Sampai sekarang motif Sawat digunakan untuk proses pernikahan dengan harapan kehidupan mempelai pengantin akan lebih baik. Motif Kawung Mungkin Anda sudah familiar dengan satu motif bernama Kawung. Sudah banyak motif Kawung beredar di masyarakat dengan ciri seperti buah kelapa atau berupa kolang-kaling. Pola dari motif Kawung disusun dalam bentuk simetris serta geometris dengan kombinasi pola lingkaran. Gambaran bunga teratai ditambah empat daun bunga merekah menjadi identitas motif Kawung. Makna dari salah satu motif batik Solo ini sangatlah baik yakni seseorang akan memiliki umur panjang serta kesucian ketika memakainya. Batik Solo motif kawung Baju batik pria motif kawung modern warna gradasi Motif Truntum Satu motif lainnya bernama Truntum juga sering digunakan dalam proses pernikahan. Akan tetapi dari jenis motif Truntum cenderung dipakai pada orang tua pengantin. Makna dari kata Truntum adalah seorang penuntun yang akan membimbing serta menjadi contoh bagi anak dalam menjalankan kehidupan yang baru. Pada zaman dahulu, motif Truntum dibuat oleh Kanjeng Ratu Kencana atau Permaisuri Sunan Paku Buwana III yang sampai sekarang diartikan sebagai simbol cinta dan ketulusan. Batik tulis corak truntum Batik solo motif truntum sri kuncoro Motif Sidomukti Masih ada motif menarik lainnya dari batik Solo yakni Sidomukti dimana sering digunakan sebagai pakaian adat terutama masyarakat Solo. Arti kata Sidomukti adalah hidup makmur, sejahtera, dan berkecukupan. Namun, motif Sidomukti sendiri bisa digunakan untuk mempelai pengantin dengan harapan dapat mengarungi kehidupan bersama kemudian mendapatkan limpahan rejeki. Dari motif Sidomukti tersebut memang cenderung digambarkan sebagai pengharapan baik penuh kebahagiaan serta rasa syukur kepada Tuhan. Batik tulis corak sidomukti boket Motif Satrio Manah Anda bisa memilih motif Satrio Manah dimana menjadi salah satu ciri khas batik Solo. Tidak berbeda jauh dari motif lainnya, Satrio Manah juga dapat dipakai oleh wali pengantin pria saat melangsungkan prosesi lamaran. Makna dari Satrio Manah tersebut memberi pengharapan agar lamaran bisa diterima oleh pihak keluarga wanita. Arti lain dari Satrio Manah adalah seorang ksatria yang sedang membidik pasangan wanita memakai busur dan panah. Motif Semen Rante Terakhir ada motif Semen Rante yang memiliki arti hubungan kuat dan kokoh dari sebuah keluarga. Bagi calon mempelai pengantin juga diharapkan mampu mengarungi kehidupan hingga akhir hayat memisahkan mereka berdua. Mengenal karakteristik dari batik Surakarta atau Solo sangatlah penting, karena hingga sekarang generasi muda masih belum mampu melestarikannya. Persaingan produk fashion saat ini membuat produk kain batik Solo ikut terhimpit, apalagi saat ini masih kurang peminat terutama bagi kaum anak muda. Harapan ke depan dengan banyaknya produk baju batik Solo yang saat ini dijual dengan harga terjangkau membuat masyarakat tersadar bahwa pelestarian motif batik sangatlah penting mengingat zaman dahulu proses pembuatannya terbilang lama. Saat ini baju batik bisa digunakan untuk semua kalangan tak hanya keluarga kerajaan saja, oleh sebab itu pelestariannya harus terus dilakukan agar tidak mengalami kepunahan. Batik Solo Modern Selain batik solo klasik, ada juga motif-motif baru yang lebih dinamis dan modern. Motif-motif modern ini tetap mengadopsi motif-motif klasik tapi dimodifikasi dengan ornamen-ornamen modern dan garis-garis lengkung trend kekinian. Batik solo modern Pilihan Terbaik👇Jual Online Batik Klasik Nan IJP014AMKain Batik Bahan Jarik, Batik JP015AMBatik Solo Motif Klasik Nan IsK2676BTJual Batik Sidomukti, Bahan KaKJ009AMJual Batik Bokor Mas KenconoKJ029AMBatik Klasik Solo Motif Cakar KJ006AMJarik Batik Solo Motif Galar BJP042AMKain Batik Elegan Motif ParangJP029AMBatik Klasik Nan Elegan, Kain K3122TSParang Barong Seling Batik KlaKJ105AM RekomendasiJual Batik Sidoluhur Online, BKJ011AMBatik Sidoasih Jarik PernikahaKJ104AMBatik Orang Tua Pernikahan JawKJ017AMBatik Halus Klasik Proses KombKJ072AMBatik Klasik Istimewa Proses PJP010AMBatik Truntum Pari, Motif LawaKJ027AMJual Batik Lawasan Grosir dan KJ022AMBatik Wirasat, Motif Batik KlaKJ020AMBatik Pernikahan Jawa Solo JogKJ013AMBatik Kain Untuk Jarik, Batik JP031AM

dibawah ini adalah nama motif batik terkenal dari solo kecuali